Minggu, 19 Oktober 2014

Pengembangan Bisnis/Strategi & Solusi Teknologi Informasi

7.1 Dasar Perencanaan
Secara sederhana perencanaan dapat dirumuskan sebagai penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan.  Tetapi biasanya secara lebih detail perencanaan dirumuskan sebagai penetapan atau penyusunan langkah-langkah sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: apa yang harus dicapai, bilamana hal tersebut harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang  bertanggung jawab atas pencapaian tujuan, dan mengapa sesuatu hal harus dicapai.
Di dalam bahasa Inggris perencanaan (planning) dirumuskan sebagai tindakan yang harus dilakukan dalam menjawab 6 buah pertanyaan yang lazim dikenal sebagai 5W + 1 H, yaitu:
1.      Tindakan apa yang harus dikerjakan (WHAT)
2.       Apakah sebabnya tindakan itu dikerjakan (WHY)
3.      Dimanakah tindakan itu akan dilakukan (WHERE)
4.      Bilamana tindakan itu dikerjakan (WHEN)
5.      Siapa yang akan mengerjakan tindakan itu (WHO)
6.      Bagaimana pelaksanaannya (HOW)
Dari serentetan pertanyaan tersebut di atas, dua masalah pokok adalah ‘What’ yang mempersoalkan tujuan yang hendak dicapai dan ‘How’ yaitu bagaimana metode atau cara untuk mencpai tujuan tersebut. Setelah kedua pertanyaan ini terjawab, maka barulah diteruskan dengan tindakan-tindakan yang lain.
1. Pedoman Perencanaan
Karena sebuah rencana dibuat untuk kemudian dilaksanakan, maka penyusunannya harus mengingat beberapa patokan atau pedoman utama, yakni:
1.1.    Kemampuan
1.2.    Kondisi dan Situasi
1.3.    Tanggung Jawab
1.4.    Kerjasama
2. Sifat Perencanaan
Kecuali beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam membuat perencanaan, maka sebuah rencana yang baik harus memiliki sifat-sifat:
Rasional, artinya rencana dibuat berdasarkan pemikiran dan perhitungan yang masak, sesuai dengan kemampuan yang ada.
Luwes, atau fleksibel, artinya rencana dapat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan/perkembangan situasi dan kondisi yang mungkin terjadi.
Di samping itu rencana harus dibuat  secara terus-menerus dan berkesinambungan sesuai dengan perubahan dan perkembangan masa. Artinya pada setiap jangka waktu tertentu perlu dievaluasi dan diperbaiki.
3. Macam-macam Perencanaan
Suatu perencanaan dapat dilihat dari 4 sudut pandangan, yaitu:
3.1. Tingkatan Manajemen
3.2. Jangka waktu
3.3. Daerah berlakunya
3.4. Materi Perencanaan

7.2 Tantangan Implementasi
Tantangan dalam implementasi pengembangan system informasi adalah orang-orang yang terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu departemen operasional sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan manajemen sebagai leader yang membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika system yang akan di-implementasikan adalah system informasi yang terintegrasi maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang bisa saja melibatkan pihak eksternal.

Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut biasanya adalah sebagai berikut :

1. Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari, dan pada tahap analisa developer juga tidak mengetahui benar-benar proses bisnis yang berlangsung atau juga karena standard dari developer yang kurang dalam membuat program sehingga program yang dihasilkan adalah program yang baik dari kacamata developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak tahuan pengguna maka masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga tidak keberatan dengan program yang diberikan untuk digunakan.

2. Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan ketergantungan yang ada dalam system dan bisnis proses, sehingga pada tahap implementasi jika ada bagian dari proses bisnis yang belum di cover oleh system dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan masalah, dan penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal sulam yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat di andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry data.

3. Dalam implementasi system terintegrasi, dimana pengguna tidak dapat menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana pengguna yang sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya semuanya tidak berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan CETL yang lama jika dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.

 Operasional adalah departemen yang secara langsung memberikan kontribusi nilai terhadap suatu organisasi; mencetak penjualan, memberikan pelayanan kepada pelanggan dan lain sebagainya, sedangkan IT adalah departemen support untuk operasional. Walaupun ada beberapa ahli yang mengatakan implementasi ERP lebih sulit dibandingkan membangun pabrik baru atau memasarkan produk baru, saya tidak bisa membayangkan jika operasional bekerja tanpa dibantu dengan system, dan jika IT memaksakan implementasi tanpa mempertimbangkan asumsi dan ketergantungan dalam proses bisnis maka bukannya menambah nilai tetapi hanya menjadi beban bagi operasional dan berimbas mengurangi nilai organisasi.

Jika kedua belah pihak tidak terjalin kerjasama yang baik maka akan menciptakan kondisi deadlock, dimana user tidak dapat menjelaskan kebutuhannya, dan UAT tidak ada atau terkesan dipaksakan sehingga data pada aplikasi tidak sesuai dan tidak bisa diandalkan. Dengan demikian kepemimpinan manajemen sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini. Dan perlu diketahui bersama, teknologi hanya bersifat membantu bukan menggantikan karena seperti anda ketahui ‘there is no brain and heart inside’ sehingga pengembangan system informasi bersifat kontinyu, dan mungkin akan ada asumsi dan ketergantungan yang tidak dapat diterjemahkan kedalam system dan ini semua tentang people power untuk kehidupan yang lebih baik.

7.3 Pengembangan Sistem Bisnis
Untuk membangun sebuah bisnis, meskipun dalam skala kecil menengah, hal yang paling mendasar adalah memahami dahulu bagaimana tahapan bisnis, mulai dari awal hingga bisnis tersebut berkembang. Bisa menjadi panduan Anda. Pakar marketing dari Ednovate Marketing, Hermas Puspito, membagi tahapan tersebut menjadi lima:
 TAHAP 1: MENCARI IDE BISNIS
TAHAP 2: MEMULAI BISNIS.
TAHAP 3: MENINGKATKAN PROFIT
TAHAP 4: MEMBANGUN SISTEM
TAHAP 5: MENGEMBANGKAN

7.4 Implementasi Sistem Bisnis
Perkembangan bisnis dewasa ini yang semakin pesat dan juga semakin ketat, menuntut para pelaku usaha untuk mampu terus menerus beradaptasi dan berinovasi dalam melakukan usahanya. Hal ini sangat diperlukan agar bisnis yang dijalankannya dapat terus bersaing atau bahkan menjadi market leader. Untuk itu, perusahaan harus mampu melakukan perbaikan dan perubahan yang terus menerus dalam segala hal seperti pengembangan organisasi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan bisnis dan lain sebagainya khususnya dalam hal sistim informasi perusahaan.
Sistim informasi sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam berbagai hal misalnya untuk pengumpulan data, penyimpanan sampai pengolahan data. Sebagai bagian integral dari sistim pengambilan keputusan, mengidentifikasi masalah, peramalan bisnis dan masih banyak lagi. Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.

Sistim informasi merupakan suatu sistim yang kompleks dan memerlukan perencanaan dan pengembangan yang cermat agar sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Abdulkadir menjelaskan bahwa sistem informasi merupakan sebuah sistem yang menyajikan informasi yang digunakan untuk operasi  dan manajemen dalam pengambilan keputusan dalam organisasi.
Biaya pembangunan dan pengembangannya dapat dikatakan relatif mahal, mengapa ? karena pembangunan sistim informasi membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya serta mampu mengintegrasikannya dengan kebutuhan perusahaan yang biasanya memiliki kompleksitas yang tinggi.

Sebelum membangun sistem informasi ini, perusahaan harus melakukan beberapa langkah terlebih dahulu agar pembangunan sistem informasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Untuk itu secara detail harus dijawab pertanyaan-pertanyaan:
1.      Informasi apakah yang dibutuhkan?
2.      Oleh siapa?
3.      Kapan?
4.      Dimana?
5.      Dalam bentuk apa?
6.      Bagaimana cara memperolehnya?
7.      Dari mana asalnya?
8.      Bagaimana cara mengumpulkannya?

Jika langkah- langkah diatas telah dilakukan maka barulah proses pembangunan sistem informasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan dapat terpenuhi.

Daftar Pustaka 

Minggu, 12 Oktober 2014

Menggunakan Teknologi Informasi Dalam Menjalankan Perdagangan Elektronik (e-commerce)

1.1 Perdagangan Elektronik 
Perdagangan elektronik (e-commerce) Perniagaan/perdagangan  elektronik atau dalam bahasa Inggris disebut electronic commerce, juga e-commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, atau jaringan komputer lainnya.
 1.1  Strategi B2C untuk e-commerce
Semakin banyaknya jumlah produk dan jasa yang tersedia untuk pengiriman digital dan semakin banyaknya pelanggan yang mampu mengatasi keengganan mereka untuk melakukan pembelian menggunakan web. Kecepatan komunikasi yang lebih cepat dari komputer-komputer rumahan juga telah membuat pengiriman produk-produk ditgital menjadi lebih praktis.
1.     Produk-produk Digital
2.     Produk-produk Fisik
3.     Penjualan Maya Versus Campuran
4.     Pemerintahan Elektronik
1.1  Langkah e-commerce berikutnya
1.     Perdagangan Bergerak
Perdagangan bergerak (mobile commerce atau m-commerceadalah pengguna telepon seluler dan asisten digital pribadi(personal digital assistant-PDA) untuk melakukan e-commercial nirkabel. Istilahtelekomunikasi generasi ketiga (third generation-3G) telah secara longgar dipergunakan untuk teknologi-teknologi nirkabel yang mampu memindahkan data. Aplikasi-aplikasi awal m-commerce meliputi layanan berita, transaksi/pengumuman informasi keuangan, dan perbankan.
2.     Nirkabel Berkelas Bisnis di Semua Tempat
Hot spot biasanya diciptakan dengan menggunakan suatu koneksi kabel (untuk kecepatan koneksi yang tinggi) dan kemudian dipancarkan melalui sebuah poin akses nirkabel. Hal ini menjadikan akses nirkabel secara terus-menerus mustahil untuk dilakukan. Komunikasi nirkabel yang kecepatannya cukup memadai melalui penyedia jasa komunikasi yang sama dengan telepon seluler akan memungkinkn terciptanya komputasi nirkabel berkelas bisnis hampir di semua tempat.
1.1  Kebutuhan Organisasi akan Keamanan dan Pengendalian Keamanan Informasi
Keamanan informasi
Saat pemerintah dan kalangan industry mulai menyadari kebutuhan untuk mengamankan sumber-sumber daya informasi mereka keamanan system pun digunakan sebagai perlindungan bagi peralatan compute dan non komputer.

Tujuan keamanan informasi
Keamanan informasi ditujukan untuk mencapai 3 tujuan utama:
1.     Kerahasian
2.     Ketrsediaan
3.     Intregritas

Manajemen keamanan informasi
Pada bentuknya yang paling dasar, manajemen keamanan informasi terdiri atas 4 tahapan, yaitu :
1.     Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber daya informasi perusahaan.
2.     Mendefinisikan resiko yang dapat disebabkan oleh ancaman-ancaman tersebut.
3.     Menentukan kebijakan keamanan informasi.
4.     Mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi resiko-resiko.

1.1  Ancaman dan Resiko
Ancaman keamanan informasi adalah orang, organisasi, mekanisme atau peristiwa yang memiliki potensi untuk membahayakan sumber daya informasi perusahaan.

Ancaman Internal dan Eksternal
Ancaman internal mencakup bahwa halnya karyawan perusahaan, tetapi juga pekerja temporer, konsultan, kontraktor. Ancaman internal diperkirakan menghasilkan kerusakan secara potensial lebih serius jika dibandingkan dengan ancaman eksternal.

Resiko
Tindakan tidak sah yang menyebabkan resiko dapat digolongkan ke dalam empat jenis :
1.     Pencurian dan Penyingkapan tidak sah
2.     Penggunaan Tidak Sah
3.     Pembinasaan dan Pengingkaran Layanan yang tidak sah
4.     Modifikasi yang tidak sah

1.2  Persoalan e-commerce
Mekanisme pembayaran dalam E-Commerce dapat dilakukan dengan cepat oleh konsumen dengan menggunakan ”electronic payment”. Pada umumnya mekanisme pembayaran dalam E-Commerce menggunakan credit card. Karena sifat dari operasi Internet itu sendiri, ada masalah apabila data credit card itu dikirimkan lewat server yang kurang terjamin keamanannya. Selain itu, credit card tidak ”acceptable” untuk semua jenis transaksi.  Juga ada masalah apabila melibatkan harga dalam bentuk mata uang asing.

1.3  Manajemen Resiko
Pendefinisian resiko terdiri atas 4 langkah :
1)     Identifikasi asset-aset bisnis yang harus dilindungi dengan resiko
2)     Menyadari resikonya
3)     Menentukan tingkatan dampak pada perusahaan jika resiko benar-benar terjadi
4)     Menganalisis kelemahan perusahaan tersebut
Setelah analisis resiko diselesaikan, hasil temuan sebaiknya didokumentasikan dalam laporan analisis resiko. Isi dari laporan ini sebaiknya mencakup informasi berikut ini :
1)     Deskripsikan resiko.
2)     Sumber resiko.
3)     Tingginya tingkat resiko.
4)     Pengendalian yang diterapkan pada resiko.
5)     Para pemilik resiko tersebut.
6)     Tindakan yang direkomendasikan untuk mengatasi resiko.
7)     Jangka waktu yang direkomendasikan untuk mengatasi resiko.
8)     Apa yang dilaksanakan untuk mengatasi resiko tersebut.

1.4  Pengendalian
Adalah mekanisme yang diterapkan baik untuk melindungi perusahaan dari resiko-resiko atau meminimalkan dampak resiko tersebut pada perusahan, jika resiko tersebut terjadi.

PENGENDALIAN TEKNIS
Adalah pengendalian yang menjadi satu di dalam system dan dibuat oleh para penyusun system selama masa siklus penyusun system melibatkan seorang auditor internal di dalam proyek tersebut.

PENGENDALIAN AKSES
Pengendalian akses dilakukan melalui prose 3 tahapan yang mencakup identifikasi pengguna, autentikasi pengguna, dan otorisasi pengguna. Identifikasi pengguna, Otentifikasi pengguna, Otorisasi pengguna.

SISTEM DETEKSI GANGGUAN
System deteksi gangguan adalah meengenai upaya pelanggaran keamanan sebelum memiliki kesempatan untuk melakukan perusakan. Salah satu contoh yang baik adalah peranti lunak proteksi virus yang telah terbukti melawan virus yang terkirim melalui email.

FIREWALL
Firewall berfungsi sebagai penyaring dan penghalang yang membatasi aliran data dari perusahaan ke internet.

PENGGENDALIAN KRIPTOGRAFIS
Yaitu pengguna yang menggunakan proses-proses matematika dan data tersebut dapat di enkripsi dalam penyimpanan dan juga di transmisikan kedalam jaringan. Dengan meningkatnya popularits ekomerse dan perkembangan teknologi enkripsi yang berkelanjutan pengguna diharap kanuntuk meningkat didalam batasan peraturan pemerintah.

PENGENDALIAN FISIK
Perusahaan dapat melaksanakan pengendalian fisik hingga tahap tertinggi dengan cara meneempataakan pusat komputernya di tempat terpencil yang jauh dari kota dan jauh dari wilayah yang sensitif terhadap bencana alam.

CONTOH E-COMMERCE


Daftar Pustaka 

Minggu, 05 Oktober 2014

Sistem Manajemen Basis Data (Management Database System)

Hello guys kali ini kita akan bahas mengenai sistem manajemen basis data, semoga bermanfaat bagi kalian semua ya guys dan menambah wawasan kita lebih endalam lagi. semoga juga bisa membantu kalian dalam mengerjakan tugas kampus ya :) jangan lupa jika kalian mengcopy atau memperbanyak cantumin link halaman blog kita yaa ^,^.
Sistem Manajemen Basis-Data (Data Base Management System / DBMS) adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan meng-akses basis data dengan cara praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk meng-akomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda. DBMS pada umumnya menyediakan fasilitas atau fitur-fitur yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah, aman, dan cepat. 

1.1 Organisasi Data 

pengertian dari organisasi data adalah tempat dimana semua orang bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, yang menggunakan catatan atas kumpulan fakta. ada beberapa jenis yang berkaitan dengan data antara lain :
Syarat data
Obyektif, data sesuai dengan keadaan sebenarnya atau kenyataan.
Relevan, sesuai dengan kepentingan atau tujuan yang diinginkan.
Standard error kecil.
Macam-macam data
1. Berdasarkan sifatnya
2. Berdasarkan sumbernya
3. Berdasarkan cara memperoleh
4. Berdasarkan cakupannya
5. Berdasarkan skala pengukurannya

1.2 Struktur Basis Data 

cara penyusunan data yang diorganisasi sehingga mengakibatkan proses dalam pembuatan data menjadi lebih efisien. 
struktur basis data dibagi menjadi tiga yaitu :
1.       Struktur Basis Data Hierarkis
Struktur hirarkis ini dibentuk oleh kelompok-kelompok data,subkelompok, dan beberapa subkelompok lagi, seperti cabang dari sebuah pohon, untuk mendapatkan sebuah record dari satu cabang ke cabang lainnya mengharuskan sistem manajemen basis data tersebut menavigasi kembali ke persimpangan umum dari cabang-cabang tersebut. Struktur hierarkis memanfaatkan sumber daya komputer secara efisien, khususnya ketika sebagian besar record di dalam basis data akan digunakan dalam suatu aplikasi.
2.       Struktur Basis Data Jaringan
Struktur basis data jaringan dikembangkan untuk memungkinkan penarikan record-record tertentu jadi dimungkinkan untuk satu record tertentu menunjuk pada semua record lainnya di dalam basis data.Struktur jaringan memecahkan permasalahan keharusan untuk mcnarik balik hingga kembali ke "cabang" yang menyatukan basis data. Secara konseptual, setiap record dalam basis data dapat menunjuk ke semua record lain di dalam basis data, Akan tetapi, rentang kemungkinan koneksi yang begitu lebar ini juga merupakan kelemahan dari penerapan struktur jaringan pada masalah-masalah praktis.Bahkan professional sistem informasi sekalipun akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan dan menggunakan basis data dengan menggunakan struktur jaringan. 
3.       Struktur Basis Data Relasional
Organisasi bisnis masih membutuhkan cara untuk mengatasi masalah-masalah managerial dalam penggunaan basis data yakni, mereka membutuhkan cara untuk dapat fokus pada sub kelompok kecil data dan hubungan dari sepotong data ke data yang lain tanpa harus melakukan navigasi melalui record data perantara dalam jumlah besar. Konsep dari suatu struktur basis data yang terdiri atas table-tabel dimana relasi terbentuk secara implisit dengan mencocokan nilai-nilai dalam field data yang sama akan lebih mudah untuk digunakan.Struktur mirip tabel dari sistem manajemen basis data relasional adalah sebuah format yang dapat dipahami dengan cepat oleh manajer maupun staf professional.

1.3 Menggunakan Sistem Basis Data

Pengguna Database atau Basis Data dibedakan menjadi beberapa golongan, tergantung tingkat kepentingan seorang pengguna. Berikut adalah golongan tersebut :
1. System Engineer
Tenaga ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan Sistem Basis Data, dan juga mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalahan dari sistem tersebut kepada pihak penjual
2. Database Administrator (DBA)
Tenaga ahli yang mempunyai tugas untuk mengontrol sistem basis data secara keseluruhan, meramalkan kebutuhan akan sistem basis data, merencanakannya dan mengaturnya.
3. End User (Pemakai Akhir)
Ada beberapa jenis (tipe) pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dapat dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem :
Ø Programmer aplikasi
Ø Pemakai Mahir (Casual User)
Ø Pemakai Umum (End User / Naïve User)
Ø Pemakai Khusus (Specialized/Sophisticated User)
keuntungan menggunakan database dalam mengelola suatu sistem informasi
a)     Duplikasi data dapat diminimalkan.
b)     Integritas data tinggi
c)     Independensi data
d)     Konsistensi data tinggi
e)     Dapat berbagi (sharing) data
f)      Tingkat keamanan tinggi
g)     Mudahnya mendapatkan data
Kerugian Pemakaian Basis Data :
1. Storage (tempat penyimpanan data) yang digunakan besar.
2. Dibutuhkan tenaga yang terampil dalam mengelola data.
3. Perangkat lunaknya mahal.
4. Kerusakan pada sistem basis data dapat mempengaruhi departemen lain yang terkait.

1.4 Menempatkan Sistem Basis Data dalam Perspektif

Sistem manajemen basis data memungkinkan kita membuat sebuah basis data, memelihara isinya, dan menyebarkan data kepada khalayak pengguna yang luas tanpa harus mempergunakan pemrograman computer yang berbiaya mahal.
Keuntungan DBMS
1.     Mengurangi pengulangan data. Jumlah data akan dikurangi, dibandingkan dengan ketika file-file computer disimpan secara terpisah untuk setiap aplikasi computer. Data yang sama di antara file-file, dalam suatu system manajemen basis data relasional, digunakan untuk membentuk relasi implicit di antara data.
2.     Mencapai independensi data. Spesifikasi data disimpan dalam basis data itu sendiri daripada di setiap program aplikasi
3.     Mengambil data dan informasi dengan cepat. Relasi logis dan bahasa query terstruktur memungkinkan pengguna menarik data dalam hitungan detik atau menit dibandingkan dengan berjam-jam atau berhari-hari jika mengambil data dengan menggunakan bahasa pemrograman tradisional seperti COBOL atau Java.
4.     Keamanan yang lebih baik. DBMS mainframe maupun computer mikro dapat memiliki tingkat pengamanan keamanan yang berlapis seperti kata sandi, direktori pengguna, dan enkripsi
Kerugian DBMS
1.     Membeli peranti lunak yang mahal. DBMS mainframe mahal harganya.
2.     Mendapatkan konfigurasi peranti keras yang besar. Kemudahan dengan nama DBMS dapat menarik informasi mendorong lebih banyak pengguna memanfaatkan basis data. Meningkatnya jumlah pengguna yang didorong oleh kemudahan penggunaan dapat menyebabkan pada meningkatnya jumlah sumber daya computer untuk mengakses basis data.
3.     Memperkejakan dan memelihara staf DBA. DBMS menuntut pengetahuan khusus agar dapat memanfaatkan secara penuh kemampuannya. Pengetahuan khusus ini paling baik diberikan oleh administrator basis data. 

Daftar Pustaka